Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Senterku ilang, Keharuan Dalam Renungan Malam

Kronologibayu- (SMP Kelas 1). Senter adalah salah satu alat penerang yang sering digunakan dikala gelap. Para pengguna Senter sangat terbantu dengan hadirnya alat yang satu ini. Mudah dibawa atau praktis adalah alasan utama mengapa senter sangat disukai para penggemarnya.

Teman saya bernama Ida (laki-laki) adalah salah satu pemakai jasa senter. Kecintaan dan kemesraannya terhadap senter telah ia perlihatkan pada saat Persami di SMP.  Cerita selengkapnya di bawah ini….. cek it out
 
Persami adalah kegiatan wajib yang harus diikuti oleh semua murid baru. Kegiatan Persami ini merupakan agenda rutin sekolah. Kegiatan persami ini memiliki tujuan untuk mengenalkan murid baru kepada lingkungan sekolah mereka. Saya, Ida dan murid lain wajib mengikuti kegiatan ini.Kegiatan Persami diselenggarakan di SMP kami yang terletak di Jalan Joko Tarub No 1.

Persiapan peralatan, kerja bakti bersih-bersih lokasi hingga pendirian tenda adalah aktivitas pakem dikala itu. Aktivitas pakem ini sedikit menguras tenaga siswa dan siswi. Murid Pria yang awalnya hitam manis kini menjadi hitam legam akibat terbakar teriknya matahari. Bahkan beberapa dari kami ada yang hingga hangus terbakar.

Panasnya sinar matahari dan kotornya debu juga membuat sejumlah Siswi cantik berubah menjadi lepek,dekil dan susah dikenali. Meskipun demikian kami sangat menikmati aktivitas ini.

Kegiatan demi kegiatan,  fun game demi fun game telah kami lalui. Lomba Morse hingga lomba kecakapan kepramukaan telah terselenggara dengan lancar. Kegiatan di siang hari cukup sukses kami lalui.

Siang telah berganti malam, malam pun menyambut datang.  Kini tiba saatnya kegiatan di waktu malam. Kami sangat antusias mengikuti acara malam hari. Acara yang kami nanti-nanti adalah acara pembakaran seonggok kayu kering yang telah ditumpuk di tengah lapangan. Ya Benar sekali itu adalah acara Api Unggun.
 
Kenapa dinamakan Api Unggun? Mungkin masih saudara ame si Anggun kale…Entah siapa pencetus nama Api Unggun, yang jelas dari dulu tu nama ada pokoknya.

Acara pembakaran kayu kering ini semakin semarak kala atraksi-atraksi dari tiap regu tampil mengelilingi Api Unggun. Dari atraksi bernyanyi diiringi musik gitar, main bola api hingga tarian ala kadarnya tersaji kala itu.

Semua larut dalam pesta malam minggu ini. Rasa lelah dan letih seakan tidak nampak dalam tubuh, hanya rasa suka cita yang ada dalam hati kami. Sungguh acara pembakaran kayu yang tidak pernah saya lupakan.

Note:Untung saja yang dibakar kala itu Cuma kayu-kayu kering, coba yang dibakar itu rumah, warung atau becak pasti tambah meriah .

Kemeriahan acara api unggun dilanjutkan dengan acara renungan malam. Acara renungan malam kali ini merupakan acara penutup dari rangkaian acara yang telah digelar sebelumnya. Acara perenungan memiliki tujuan untuk memberikan motivasi dan penggemblengan hati kepada murid baru.

Acara renungan malam dibawakan oleh salah satu guru kami yang bernama Pak Rusdy. Beliau sangat mahir dalam merangkai kata. Rangkaian dan untaian kata yang terlontar dari beliau sangat menusuk qalbu penuh motivasi. Mungkin Mario Getuk tidak ada apa-apanya jika dibanding dengan kedasyatan Pak Rusdy pada malam itu.

Semua Peserta Persami duduk bersila /lesehan untuk mengikuti perenungan dari Pak Rusdy. Kalimat demi kalimat dari Pak Rusdy sangat menggugah hati kami. Banyak para siswi yang tumbang tak kuasa menahan tangis.

Para siswi menangis akibat terbawa oleh kata-kata yang menyayat hati dari Pak Rusdy ini. Intonasi suara tinggi dan rendah dari beliau semakin membawa kami larut dalam perenungan ini.

Salah satu kalimat dari Pak Rusdy yang paling saya ingat adalah 

“Coba bayangkan jika kalian tiba dirumah dan orang tua kalian telah terbujur kaku dalam peti mati!!!”

Inilah salah satu kalimat dari beberapa kalimat yang membuat kami terharu dan ingat betapa besar arti orang tua bagi kami.

Pak Rusdy memang sangat piawai memainkan emosi dan memotivasi siswa pada saat itu. Siswa dan siswi larut dalam perenungan yang digelar. Bahkan beberapa siswi ada yang sampai jatuh tersungkur tergolek lemah karena tak kuasa menahan haru dan tangis.

Saya juga larut oleh untain kata dari Pak Rusdy ini.  Sejujurnya, saya juga tak kuasa terbawa haru renungan malam.  Kalimat di atas semakin mengingatkan saya bahwa kedua orang tua adalah harta yang paling berharga bagi kita.

Saya sangat terharu pada saat itu, air mata ini serasa ingin keluar membasahi pipi. Saya tak kuat menahan haru ini, namun Saya tetap berusaha tegar dan tidak menangis dihadapan teman-teman dan peserta persami lain. Maklum sebagai PINRU (pimpinan regu), saya tidak ingin reputasi kegantengan saya hancur dihadapan para siswi dan teman satu regu yang saya pimpin kala itu .

Ditengah suasana haru isak tangis pada acara perenungan malam itu, saya mendapati seorang murid laki-laki yang ikut menangis cukup haru. Murid laki-laki itu berada dekat disebelah kanan regu saya. Dia adalah ……ya benar, dia adalah Ida. Saya rasa Ida adalah satu-satunya murid laki yang menangis kala itu.

Ida adalah regu dari kelas 1 F, sedangkan saya regu dari kelas 1 G. Sehingga tempat duduk lesehan kami berdampingan cukup dekat . Saya dapat melihat betul apa yang terjadi pada Ida. Dia menangis cukup haru pada waktu itu. Dengan menutup mata dia menangis.

…..Hu..Huuu…Hu..Hu..HuHu…

Itulah suara tangis dari Ida yang terlontar kala itu. Beberapa teman sekelas Ida coba bertanya kepadanya. Dibawah ini adalah kata-kata percakapan yang terekam dalam memori saya.

Temannya Ida: Da,. Kwe nangis ki ngopo?? (Da,.kamu menangis kenapa??)
Ida : (sambil menangis, mimik muka datar dia menjawab) Hu..Huu.hu….Senterku  ilang..  Hu.Hu.hu. 
Temannya Ida: Hahahhahhaa. Owalah sentermu ilang to.

Setelah mendengar jawaban Ida, Saya dan beberapa teman sontak langsung tertawa terbahak bukan main. Kami kira Ida menangis karena tak kuasa menahan haru akibat meresapi kalimat demi kalimat perenungan. Sungguh diluar dugaan kami, ternyata Ida menangis karena senternya hilang .  Cricket!!

Demikianlah sebuah kisah tentang Kecintaan dan kemesraan terhadap Senter yang telah diperlihatkan oleh seorang remaja SMP. Untung Saja yang hilang hanyalah Senter belaka, Coba yang hilang itu adalah tenda atau celana dalam, bisa-bisa nangis semalaman itu pemuda .

-Sekian-