Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Orasi Politik Pertama

Kronologibayu- Bangsa kita pernah lama hidup dalam tekanan penjajahan bangsa asing. Kesengsaraan dan kebodohan menimpa rakyat nusantara. Pendidikan, Kesehatan, Sandang, Papan dan Pangan adalah kebutuhan pokok yang sangat susah didapatkan. Dan hampir dipastikan hanya segelintir rakyat nusantara yang berpikiran untuk mendapatkan pendidikan dalam kondisi seperti itu. Jangankan berpikir untuk mendapat pendidikan, untuk memenuhi kebutuhan perut saja mereka harus berusaha mati-matian.

Seiring berjalannya waktu dengan diiringi perjuangan dan doa dari rakyat nusantara, akhirnya Tuhan memiliki skenario lain, Kolonial Hindia Belanda pada suatu ketika memberikan kebijakan Politik Etis (Balas Budi) kepada bangsa kita. Politik Etis terdiri dari tiga Program yaitu Irigasi, edukasi dan Transmigrasi.

Dari ketiga program yang memiliki dampak cukup besar bagi perjalanan sejarah bangsa kita adalah Program Edukasi/Pendidikan. Program ini terealisasi melalui program pendidikan sekolah berjenjang. Meskipun pemberian pendidikan bersifat terbatas, namun pada perjalanannya mampu melahirkan kaum intelektual pendobrak kemerdekaan.

Melalui kaum intelektual ini muncul ide, gagasan serta pemikiran tentang konsep Nasionalisme. Konsep nasionalisme telah mengubah cara pandang bangsa kita dari perjuangan bersifat kedaerahan menjadi perjuangan bersifat modern kebangsaan. Perjuangan modern kebangsaan ini berangkat dari perasaan senasib dan sepenanggungan rakyat se-Nusantara.

Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945, perjuangan bangsa kita menuju babak baru. Ir. Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Maka secara de facto negara kita telah lepas dari penjajahan. Melalui darah dan keringat para pahlawan pendahulu, kita dapat menikmati pendidikan, kesehatan, sandang, pangan dan papan seperti sekarang ini. 

Di saat ini negara kita mencoba mereformasi tatanan negara dalam berbagai bidang salah satunya adalah bidang politik. Dalam bidang ini ditandai dengan kebebasan berserikat dan berkumpul bagi setiap warga negara melalui azas demokrasi.

Kebebasan individu dalam berekspresi dan berpolitik sangat dibatasi atau dikekang pada era Orde Baru. Hal itu sangat berbeda dengan kondisi saat ini. Disaat ini kebebasan berpolitik sangat dijamin bagi siapa saja selama tidak bertentengan dengan hukum yang berlaku.  Meskipun masih banyak kekurangan, namun kebebasan berpolitik saat ini cukup dirasakan manfaatnya. Dari masyarakat perkotaan hingga pedesaan sangat menikmati kebebasan ini. 

Saya merupakan salah satu dari ratusan juta rakyat indonesia yang menikmati kebebasan berpolitik . Kala itu pada hari Sabtu, 9/02/2013, Saya mendapatkan kepercayaan dan kesempatan untuk memimpin pertemuan pemuda se- kebayanan (satu Dusun). Dalam kesempatan itu terlontarlah Orasi Politik pertama Saya

Orasi Politik Pertama, Apa itu orasi politik? apa itu orasi politik, orasi politik, politik, pengalaman borasi politik

Sebelum lebih lanjut saya bercerita, alangkah baik kita simak dulu apa sih arti sebenarnya dari Orasi Politik itu>>
Orasi (bahasa Inggris Pertengahan: oracion) adalah sebuah pidato formal, atau komunikasi oral formal yang disampaikan kepada khalayak ramai.
Macam-macam Orasi yaitu ceramah merupakan salah satu bagian dari orasi, pidato, kultum, bahkan puisi merupakan bagian dari orasi. 
tetapi saat ini kata orasi mengalami penyempitan makna dan terkesan bermakna peyorasi, orasi dikenal di kalangan umum sebagai bentuk ungkapan melalui verbal yang disampaikan pada khalayak umum dan memiliki sifat persuasif.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. (wikipedia)
Disebut orasi politik karena orasi tersebut memiliki tujuan Politik.
Orasi Politik yang saya lontarkan pada saat itu berkaitan dengan pemberian dukungan terhadap salah satu kandidat Calon Kepala Desa.

Ing dalu puniko kito sepakat memilih Bapak Pantjas dados Kepala Desa. Dados ampun ngantos ing pemilihan samangke malah pilih wong liyo. Ngopo kog kudu milih Bapak Pantjas?, sepindah Bapak Panjtas puniko wargo Dusun Ngemplak, kulo lan panjenengan ugi wargo Dusun Ngemplak. Dados kemenangan Bapak Pantjas adalah kemenengan kita bersama. Mari kita tunjukkan bahwa Dusun Ngemplak mampu tampil dipemerintahan Desa Sringin. Siap dukung Bapak Pantjas..!!! Siap..!!! Sepakat!!! Setuju.!!!!

Itulah kutipan kata-kata Orasi yang pernah Saya gelorakan pada pertemuan Sabtu malam di rumah salah satu warga. Orasi tersebut merupakan ikrar pemantapan kepada seluruh pemuda yang hadir untuk memilih kandidat calon Kepala Desa. Apa yang saya gelorakan tersebut sekaligus menjadi pengalaman Orasi Politik Pertama Saya.

Satu minggu kemudian orasi ini saya bawakan lagi, tepatnya pada Minggu Sore. Kali ini adalah pertemuan pemantapan untuk Pemuda dan Pemudi satu Dusun, jadi peserta yang hadir lebih banyak dari pertemuan sebelumnya. Pertemuan ini intinya sama yaitu memberikan dukungan untuk salah satu Kandidat Calon Kepala Desa yang telah dimaksud.

Meskipun hanya pengalaman berpolitik tingkat kampung, namun pengalaman tersebut sangat memiliki makna tersendiri bagi diri Saya. Ya,.setidaknya kelak dapat menjadi cerita kepada anak-cucu bahwa Kakeknya pernah berorasi politik,..

[[ Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, pada pemilihan Kepala Desa di hari Kamis 21 Februari 2013, akhirnya Calon Kepala Desa yang kami dukung keluar sebagai Kepala Desa terpilih ]]

Hikmah dari cerita di atas adalah Jangan pernah lupa akan jasa-jasa yang diberikan oleh para pahlawan kepada bangsa kita. Tanpa keringat dan darah mereka mungkin kita belum merasakan kemerdekaan seperti sekarang ini.

Sebagai generasi penerus mari kita apresiasi usaha keras para pahlawan dengan cara mengisi masa kemerdekaan ini dengan hal-hal positif, salah satunya adalah kegiatan dalam bidang politik. Perbedaan adalah suatu hal yang wajar dalam kehidupan berpolitik, berbangsa dan bernegara. Saling menghargai perbedaan yang ada adalah hal yang mulia. Maju terus Bangsaku !! Jayalah Indonesia !!

-Sekian-