Pengalaman Cerita lucu Pelajaran Bahasa Inggris Di Sekolah
Kronologibayu- Masa-masa SMP boleh dikata adalah masa-masa puber, masa-masa dimana kita mencari jati diri. Memasuki masa SMP berarti kita telah menginjak gerbang usia remaja dan menuju pintu pendewasaan.
Kalau saya boleh mengatakan masa-masa SMP adalah masa transisi dari usia anak-anak menuju usia remaja. Usia anak-anak yang saya maksud dalam hal ini adalah usia pada saat kita masih duduk dibangku SD. Sedangkan masa transisi menuju remaja adalah masa dimana kita telah menginjak usia SMP. [Semoga pakar psikologi perkembangan anak setuju dengan pendapat saya . hehehe .]
Konflik yang terjadi pada saat SMP tidak terlepas dari masalah teman baru, persahabatan dan mata pelajaran. Namun yang paling kita rasakan adalah masalah persahabatan.
Persahabatan adalah hal yang paling menyenangkan, maklum usia SMP adalah masa dimana kebutuhan berinteraksi dan bersosialisasi dengan dunia luar sangat intens terjadi.
Berbicara mengenai persahabatan, Masih ingatkah kalian siapa yang menjadi partner sebangku pada saat kelas 1 SMP?,. Mahmud kah, Rivai kah, Tohir kah, Soelastri kah atau Haji Nawi?..pasti dari kalian mempunyai cerita masing-masing soal itu.
Teringat benar oleh saya siapa sahabat yang menjadi partner satu meja dengan saya waktu pertama kali di SMP, dia adalah Yato.
Yato adalah nama pendeknya, sedangkan nama panjangnya adalah Suyato. [Perasaan tidak panjang juga, deh] Mungkin itulah kelebihan dari Yato yaitu nama pendeknya dan nama panjangnya sama-sama tidak panjang. Nah lho...
Saya dan Yato sempat berpisah pada saat kelas 2, saya di kelas 2C sedangkan Yato di kelas 2A. Kerinduan pun mulai mendera kami berdua. Jarak kelas yang hanya terpisahkan oleh kelas 2B bagaikan terpisahkan oleh Samudra dan Benua.
Kami saling mengirim surat melalui Pak Pos, terkadang kami mengirim surat menggunakan jasa Burung Merpati, ya itu semua kami lakukan untuk saling menjaga tali persahabatan.
Rasa kerinduan kami berdua akhirnya terjawab sudah. Pihak sekolah mengeluarkan kebijakan bahwa komposisi kelas 3 sama dengan komposisi siswa pada saat kami kelas 1. Jadi Saya dan Yato dapat bertemu sekelas lagi di kelas 3 ini.
Di kelas 3 ini, kami tidak lagi duduk sebangku . Kami berdua ingin mencari variasi lain dalam proses belajar. Walaupun tidak satu bangku lagi, rasa persahabatan kami tetap terjaga, dari saling menyapa hingga saling bercanda ala anak SMP menjadi bumbu penyedap persahabatan kami berdua. .
Di kelas 3 ini, Yato mempunyai kesulitan tersendiri dengan pelajaran bahasa Inggris. Entah kenapa semua kalimat yang dia baca, rata-rata nada dan intonasinya bisa menjadi sama serta terdengar sama di setiap kesempatan.
Dari kesulitan yang Yato alami ini justru menasbihkan dirinya menjadi salah satu Bintang sekaligus menjadi pusat perhatian pada saat Pelajaran Bahasa Inggris. ..,
Bu Asri adalah guru Bahasa Inggris kami. Salah satu program belajarnya adalah meningkatkan reading skill para muridnya. Jadi setiap beliau mengajar pasti menunjuk murid-muridnya untuk membaca kalimat berbahasa inggris. Semua murid mendapat kesempatan yang sama. termasuk Yato juga mendapat kesempatan yang sama.
Hal yang membuat Pelajaran Bu Asri semakin seru adalah ketika tiba giliran Yato membaca kalimat berbahasa Inggris. [ Maklum Yato sudah dikenal lama memiliki tingkat kelucuan tersendiri saat membaca kalimat berbahasa inggris]. Semua murid antusias memperhatikan Yato.
Dari awal Bu Asri menunjuk Yato, murid satu kelas mulai ambil ancang-ancang untuk tertawa. Baru mendengar Bu Asri menyuruh Yato saja, mulai saat itu juga mulut murid satu kelas mulai bergejolak. Ada yang senyum simpul, ada yang memegangi bibir, bahkan ada bibir salah satu teman yang meletup-letup akibat menahan tawa.
Yato., Coba di baca kalimatnya ..! (teriak Bu Asri). Kemudian Yato pun segera melaksanakan perintah. Dia mulai membacanya.....
.
.
.
Hos,. Wes,..wes..hous,..wes, hos...HOUSEEEE!!
.
.
DUOOOORRR!! Seketika itu juga pecahlah tawa murid satu kelas.
Akhirnya tawa murid satu kelas pun meledak, setelah mendengar Yato membaca kalimat bahasa inggris.
Kami satu kelas tertawa bahagia mendengar apa yang telah dilakukan Yato. Dengan kata lain kami bahagia di atas penderitaan orang lain. ... Ya mau gimana lagi lha wong kami tidak kuat menahan tawa atas kelucuan Yato.
Salah satu murid yang paling menikmati kejadian ini adalah Wiyono. Murid yang akrab di panggil PION ini, menikmati betul setiap Yato membaca kalimat bahasa Inggris. Pion lah yang paling kencang tertawa akibat kelucuan Yato ini. Nampaknya anak yang satu ini Puas sekali melihat penderitaan yang dialami Yato.........
Bu Asri hanya tersenyum saja ketika melihat kejadian itu. Maklum Bu Asri adalah Guru yang mempunyai integritas tinggi yang dapat dipertangugjawabkan.
So, tidak mungkin terjadi bahkan sangat mustahil jika seorang Bu Asri ikut-ikutan tertawa ngakak sambil guling-guling, apalagi ngakak dilanjutkan dengan aksi Salto atau koprol di depan kelas.,.semua itu mustahil terjadi...
Sebagai sahabat baik, saya hanya senyum saja melihat kelucuan Yato ketika membaca kalimat bahasa Inggris. Saya tidak tega ikut ngakak secara terang-terangan. Paling cuma saya pendam dalam hati saja. ..hehehe..
Sukses selalu untuk alumni kelas 3G dan Sukses selalu untuk Yato dimana pun kamu berada,.
Hikmah yang dapat kita petik dari pengalaman Saya kali ini adalah:
-Sekian-
Kalau saya boleh mengatakan masa-masa SMP adalah masa transisi dari usia anak-anak menuju usia remaja. Usia anak-anak yang saya maksud dalam hal ini adalah usia pada saat kita masih duduk dibangku SD. Sedangkan masa transisi menuju remaja adalah masa dimana kita telah menginjak usia SMP. [Semoga pakar psikologi perkembangan anak setuju dengan pendapat saya . hehehe .]
Konflik yang terjadi pada saat SMP tidak terlepas dari masalah teman baru, persahabatan dan mata pelajaran. Namun yang paling kita rasakan adalah masalah persahabatan.
Persahabatan adalah hal yang paling menyenangkan, maklum usia SMP adalah masa dimana kebutuhan berinteraksi dan bersosialisasi dengan dunia luar sangat intens terjadi.
Berbicara mengenai persahabatan, Masih ingatkah kalian siapa yang menjadi partner sebangku pada saat kelas 1 SMP?,. Mahmud kah, Rivai kah, Tohir kah, Soelastri kah atau Haji Nawi?..pasti dari kalian mempunyai cerita masing-masing soal itu.
Teringat benar oleh saya siapa sahabat yang menjadi partner satu meja dengan saya waktu pertama kali di SMP, dia adalah Yato.
Yato adalah nama pendeknya, sedangkan nama panjangnya adalah Suyato. [Perasaan tidak panjang juga, deh] Mungkin itulah kelebihan dari Yato yaitu nama pendeknya dan nama panjangnya sama-sama tidak panjang. Nah lho...
Saya dan Yato sempat berpisah pada saat kelas 2, saya di kelas 2C sedangkan Yato di kelas 2A. Kerinduan pun mulai mendera kami berdua. Jarak kelas yang hanya terpisahkan oleh kelas 2B bagaikan terpisahkan oleh Samudra dan Benua.
Kami saling mengirim surat melalui Pak Pos, terkadang kami mengirim surat menggunakan jasa Burung Merpati, ya itu semua kami lakukan untuk saling menjaga tali persahabatan.
Rasa kerinduan kami berdua akhirnya terjawab sudah. Pihak sekolah mengeluarkan kebijakan bahwa komposisi kelas 3 sama dengan komposisi siswa pada saat kami kelas 1. Jadi Saya dan Yato dapat bertemu sekelas lagi di kelas 3 ini.
Di kelas 3 ini, kami tidak lagi duduk sebangku . Kami berdua ingin mencari variasi lain dalam proses belajar. Walaupun tidak satu bangku lagi, rasa persahabatan kami tetap terjaga, dari saling menyapa hingga saling bercanda ala anak SMP menjadi bumbu penyedap persahabatan kami berdua. .
Di kelas 3 ini, Yato mempunyai kesulitan tersendiri dengan pelajaran bahasa Inggris. Entah kenapa semua kalimat yang dia baca, rata-rata nada dan intonasinya bisa menjadi sama serta terdengar sama di setiap kesempatan.
Dari kesulitan yang Yato alami ini justru menasbihkan dirinya menjadi salah satu Bintang sekaligus menjadi pusat perhatian pada saat Pelajaran Bahasa Inggris. ..,
Bu Asri adalah guru Bahasa Inggris kami. Salah satu program belajarnya adalah meningkatkan reading skill para muridnya. Jadi setiap beliau mengajar pasti menunjuk murid-muridnya untuk membaca kalimat berbahasa inggris. Semua murid mendapat kesempatan yang sama. termasuk Yato juga mendapat kesempatan yang sama.
Hal yang membuat Pelajaran Bu Asri semakin seru adalah ketika tiba giliran Yato membaca kalimat berbahasa Inggris. [ Maklum Yato sudah dikenal lama memiliki tingkat kelucuan tersendiri saat membaca kalimat berbahasa inggris]. Semua murid antusias memperhatikan Yato.
Dari awal Bu Asri menunjuk Yato, murid satu kelas mulai ambil ancang-ancang untuk tertawa. Baru mendengar Bu Asri menyuruh Yato saja, mulai saat itu juga mulut murid satu kelas mulai bergejolak. Ada yang senyum simpul, ada yang memegangi bibir, bahkan ada bibir salah satu teman yang meletup-letup akibat menahan tawa.
Yato., Coba di baca kalimatnya ..! (teriak Bu Asri). Kemudian Yato pun segera melaksanakan perintah. Dia mulai membacanya.....
.
.
.
Hos,. Wes,..wes..hous,..wes, hos...HOUSEEEE!!
.
.
DUOOOORRR!! Seketika itu juga pecahlah tawa murid satu kelas.
.........HAHAHAHAHAHAHA.....
Kata “Hos,.Wes,..wes..hous,..wes, hos... HOUSEEEE” adalah kata yang pakem dan menjadi trademark Yato pada saat membaca kalimat bahasa Inggris. Entah itu kalimat tentang apa, bunyinya apa pasti dia awali dengan kata “Hos,. Wes,...hous,..wes, hos..” dan ditutup dengan kata pakem bernada sedikit meninggi yaitu “HousEEEE!!!”. Setiap kalimat berbahasa Inggris yang dia baca rata-rata terdengar seperti itu
Kami satu kelas tertawa bahagia mendengar apa yang telah dilakukan Yato. Dengan kata lain kami bahagia di atas penderitaan orang lain. ... Ya mau gimana lagi lha wong kami tidak kuat menahan tawa atas kelucuan Yato.
Salah satu murid yang paling menikmati kejadian ini adalah Wiyono. Murid yang akrab di panggil PION ini, menikmati betul setiap Yato membaca kalimat bahasa Inggris. Pion lah yang paling kencang tertawa akibat kelucuan Yato ini. Nampaknya anak yang satu ini Puas sekali melihat penderitaan yang dialami Yato.........
Bu Asri hanya tersenyum saja ketika melihat kejadian itu. Maklum Bu Asri adalah Guru yang mempunyai integritas tinggi yang dapat dipertangugjawabkan.
So, tidak mungkin terjadi bahkan sangat mustahil jika seorang Bu Asri ikut-ikutan tertawa ngakak sambil guling-guling, apalagi ngakak dilanjutkan dengan aksi Salto atau koprol di depan kelas.,.semua itu mustahil terjadi...
Sebagai sahabat baik, saya hanya senyum saja melihat kelucuan Yato ketika membaca kalimat bahasa Inggris. Saya tidak tega ikut ngakak secara terang-terangan. Paling cuma saya pendam dalam hati saja. ..hehehe..
Sukses selalu untuk alumni kelas 3G dan Sukses selalu untuk Yato dimana pun kamu berada,.
Hikmah yang dapat kita petik dari pengalaman Saya kali ini adalah:
- Jangan mentertawakan teman yang berada dalam kesulitan. Bantu dan beri semangat adalah tindakan terpuji.
- Dengan belajar dan berlatih secara giat pasti kita akan diberi kemudahan dalam kesulitan pelajaran. Apalagi saat ini banyak sekali media pembelajaran berbasis teknologi yang lebih menarik dan mudah dipahami yang membantu kita untuk belajar.
Ketidakberhasilan dalam belajar terjadi karena kemalasan dan ketakutan untuk mencoba